Peran Penting Asuransi Jiwa dalam Perencanaan Keuangan Keluarga
oleh Martha Sanjaya. 17 Desember 2021.
www.marthasanjaya.com
oleh Martha Sanjaya. 17 Desember 2021.
Dalam merencanakan keuangan keluarga, asuransi merupakan salah satu hal penting yang harus ada. Dalam piramida keuangan kita bisa menemukan bahwa proteksi keuangan atau manajemen resiko menjadi dasar kedua yang harus ada sebelum kita merencanakan investasi dan dana masa depan.
Gambar Piramida Keuangan
Asuransi Jiwa bagi pemberi nafkah bisa dikatakan asuransi yang terpenting dalam keuangan keluarga, karena pada akhirnya semua orang pasti akan meninggal, artinya suatu saat kita PASTI mendapatkan manfaat dari premi Asuransi Jiwa yang kita bayarkan. Lalu, apa sih peran penting Asuransi Jiwa?
Berikut adalah 6 peran penting Asuransi Jiwa untuk keuangan keluarga Anda.
1. Asuransi Jiwa sebagai back-up income (garansi pendapatan).
Ketika ada satu orang saja yang menyandarkan biaya hidupnya dari income Anda, artinya Anda memerlukan Asuransi Jiwa. Ketika seorang pemberi nafkah meninggal, maka ada 2 kehilangan yang dihadapi oleh keluarga, yaitu kehilangan sosok orang itu sebagai anggota keluarga yang dicintai, dan kehilangan secara finansial, karena ketika pemberi nafkah meninggal, artinya income yang selama ini menghidupi keluarga juga ikut terhenti. Dalam menyediakan Asuransi Jiwa sebagai garansi income sebenarnya kita tidak perlu membeli Asuransi Jiwa yang melindungi sampai usia 100 tahun. Anda dapat membuat patokan masa perlindungan sesuai usia pensiun atau pada saat usia anak terkecil bisa menghidupi dirinya sendiri. Dengan begitu, Anda bisa mendapat proteksi Asuransi Jiwa dengan premi yang lebih terjangkau.
Mari kita lihat contohnya. Keluarga Bapak Client usia 30 tahun dengan 1 orang istri yang full time sebagai ibu rumah tangga, memiliki 2 orang anak. Saat ini usia anak terkecil atau anak bungsunya adalah 3 tahun. Kita asumsikan anak bungsunya ini akan dapat menghidupi dirinya sendiri saat usia 23 tahun. Jadi, Bapak Client memerlukan proteksi selama 20 tahun. Maka, Asuransi Jiwa Term Life dapat menjadi pilihan untuk menjadi penyedia income apabila Bapak Client meninggal dalam waktu 20 tahun masa perlindungan.
2. Asuransi Jiwa sebagai back-up tabungan dana pendidikan.
Peran kedua dari Asuransi Jiwa adalah menyediakan dana sejumlah kesepakatan dalam kontrak polis, untuk berjaga-jaga apabila terjadi resiko meninggal pada pemberi nafkah, padahal anak-anaknya belum lulus sekolah dan orang tua belum selesai menyiapkan tabungan dana pendidikan. Jadi, dana dari Asuransi Jiwa tersebut dapat digunakan untuk membayar biaya pendidikan anak-anak yang ditinggalkan.
3. Asuransi Jiwa sebagai penyedia biaya pemakaman.
Pemakaman adalah hal terakhir yang dapat kita berikan sebagai bentuk cinta dan hormat pada keluarga yang meninggal. Tapi, beban biaya pemakaman juga bisa menjadi pemicu masalah dalam keluarga. Misalnya, ketika orang tua meninggal, anak-anak yang ditinggalkan tidak hanya membutuhkan kesepakatan tentang adat pemakaman, namun juga pembagian biaya pemakaman. Namun kenyataannya, tidak semua anggota keluarga mampu dan berlebih secara finansial. 'Mengangsur' persiapan biaya pemakaman orang tua dalam bentuk premi bisa jadi solusi. Selain budget yang dikeluarkan jadi lebih murah, biaya pemakaman juga tersedia sesuai jumlah yang disepakati dalam kontrak polis Asuransi Jiwa.
4. Asuransi Jiwa sebagai penutup hutang.
Hutang ternyata bisa menjadi beban keuangan baru bagi keluarga yang ditinggalkan. Anda bisa bayangkan betapa beratnya hidup keluarga yang ditinggalkan, mereka kehilangan sosok yang dicintai, kehilangan income, dan masih dapat beban hutang. Karena itu posisi hutang dalam keuangan keluarga dan dalam bisnis tidak boleh dianggap sepele. Saat ini banyak macam hutang yang disediakan badan keuangan telah dilengkapi dengan Asuransi Jiwa, namun banyak juga macam hutang yang tidak dilengkapi dengan Asuransi Jiwa, seperti: hutang konsumtif atau yang sering lupa diperhitungkan adalah hutang usaha pada supplier dalam bisnis, hal ini sering terjadi pada pebisnis di fase awal, terutama UMKM. Dalam perputaran roda bisnis seringkali hanya pelaku bisnis itu sendiri yang mengetahui aliran uang tentang hutang piutang.
Contoh resiko yang sering lupa diperhitungkan adalah ketika dalam rantai bisnis, pemilik usaha membeli barang dari supplier dalam bentuk hutang, setelah melewati proses produksi maupun sekedar proses distribusi, maka barang hutang dari supplier tadi akan dijual dan ada bagian yang dijual dalam bentuk piutang.
Apabila pelaku bisnis yang sekaligus pemberi nafkah meninggal, maka hutang usaha tersebut akan berpotensi besar menjadi hutang perusahaan atau bahkan hutang keluarga. Maka dari itu, peran Asuransi Jiwa sebagai penjamin penutup hutang adalah proteksi yang wajib dimiliki bagi pelaku usaha, terutama untuk bisnis yang dalam operasionalnya melibatkan hutang piutang.
5. Asuransi Jiwa sebagai penyedia biaya transfer asset.
Meskipun banyak orang tua yang menggunakan strategi hibah untuk mengurangi konflik keluarga saat orang tua meninggal, namun tentu saja masih ada asset yang akan masuk ke dalam asset waris. Belum lagi untuk asset yang tidak rapi tercatat, banyak orang menerapkan asset alokasi, namun tidak banyak yang melakukan pencatatan dan memberitahukan di mana saja dan berapa total asset-nya kepada ahli waris. Kondisi seperti ini membuat pengurusan waris akan memerlukan extra cost, karena ahli waris akan melalui proses pencarian warisan, kesepakatan pendistribusian warisan, sampai proses pencairan atau transfer warisan. Dan di setiap proses memerlukan biaya yang tidak murah, belum lagi alokasi waktu.
6. Asuransi Jiwa sebagai penyedia warisan dalam bentuk cash, tanpa biaya.
Dalam pembagian warisan ataupun hibah, ada asset tertentu yang tidak bisa dibagi sama rata untuk ahli waris. Misalnya asset dalam bentuk yang berjalan dan properti. Bisa jadi mungkin juga asset tersebut tidak bisa dicairkan karena bisa saja asset ini adalah sumber cashflow income dalam keluarga. Untuk hal-hal seperti ini, Asuransi Jiwa adalah solusi terbaik. Misalnya bila Bapak Client punya 2 orang anak, dan memutuskan akan mewariskan bisnisnya kepada anak sulung, maka Bapak Client dapat menyediakan warisan dalam bentuk uang cash, senilai bisnis untuk anak bungsu. Dan karena warisan disediakan melalui produk asuransi, maka Bapak Client tidak perlu mengeluarkan budget besar, senilai bisnis. Harga Asuransi Jiwa jauh lebih murah dibandingkan nilai asset waris yang akan dibeli. Tidak ribet, karena terdapat fasilitas penunjukan penerima manfaat, sehingga tidak perlu repot membuat wasiat tertentu lagi, serta tidak kena pajak.
Tertarik untuk mengetahui manfaat Asuransi Jiwa lebih detail, atau ingin membandingkan produk dan premi?
Jangan tunda lagi, segera daftarkan diri Anda dalam sesi konsultasi yang akan membantu Anda memahami produk asuransi dan membantu Anda memilih produk yang terbaik tanpa was-was dikejar-kejar untuk closing.
Daftar sesi konsultasi di sini.