Asuransi Term Life VS Whole Life: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?
oleh Martha Sanjaya. 21 Januari 2022
www.marthasanjaya.com
oleh Martha Sanjaya. 21 Januari 2022
Ada 2 jenis asuransi jiwa yang populer, yaitu Term Life (Asuransi Jiwa Murni) dan Whole Life. Tapi, di Indonesia, tidak semua perusahaan asuransi memiliki produk Asuransi Jiwa Term Life maupun Whole Life.
Baik Term Life maupun Whole Life termasuk produk asuransi tradisional, namun banyak perbedaan diantara kedua produk ini. Namun perbedaan ini baik, karena membuat pilihan produk asuransi jadi lebih bervariasi dan saling melengkapi. Dan berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Term Life dan Whole Life:
1. Premi
Dilihat dari jumlah premi, maka sudah tentu setoran premi Term Life jauh lebih murah dibandingkan Whole Life. Sebagai perbandingan, untuk mendapatkan kontrak perlindungan jiwa Term Life senilai 1 Milyar, Pria berusia 39 tahun, cukup setor premi 3,1 juta saja. Namun bila dikonversi ke produk Whole Life maka preminya akan menjadi sekitar 15 juta. Namun jangan terburu-buru memberikan label "mahal" kepada Whole Life, karena lamanya masa pembayaran dan masa perlindungan kedua asuransi ini berbeda.
Dalam produk Term Life, premi yang disetorkan tidak memiliki nilai tunai, atau 100% uangnya dipakai membayar biaya asuransi, atau biasanya disebut uang hangus, sedangkan pada Whole Life, premi yang disetorkan masih memiliki nilai tunai yang akan dibayarkan pada akhir periode perlindungan.
2. Masa pembayaran premi
Pada produk Term Life, umumnya periode masa pembayaran premi lebih fleksibel. Anda bisa memilih membayar selama masa perlindungan atau bisa juga membayar selama periode tertentu saja. Sedangkan pilihan pembayaran pada Whole Life tidak banyak pilihan, umumnya masa pembayaran yang ditawarkan berkisar antara 5–20 tahun. Semakin singkat periode masa bayar yang Anda pilih, maka semakin kecil jumlah total premi yang Anda setorkan.
3. Masa Perlindungan Polis
Pada produk Term Life, masa perlindungannya memiliki banyak pilihan, mulai perlindungan tahunan, 5 tahunan, atau kontrak jangka panjang (masa perlindungan diatas 20 tahun). Semakin panjang masa kontrak yang Anda pilih, maka semakin besar jumlah premi yang harus Anda setorkan. Itulah mengapa Term Life tidak cocok digunakan sebagai perlindungan jangka panjang.
Sedangkan pada produk Whole Life, masa perlindungannya setidaknya sampai usia 99 tahun, sesuai dengan namanya, Whole Life. Apabila tertanggung polis Whole Life tetap hidup di akhir masa perlindungan, maka perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang sebagai nilai tunai senilai kontrak perlindungan jiwa. Jadi, bila besarnya kontrak pertanggungan adalah 1 Milyar, maka bila tertanggung masih hidup di akhir masa perlindungan, perusahaan asuransi juga akan membayarkan senilai 1 Milyar kepada pemegang polis.
4. Fungsi Asuransi
Karena Term Life tidak terlalu pas untuk dijadikan perlindungan jangka panjang, maka fungsi yang cocok untuk Term Life adalah melindungi tertanggung selama usia produktif. Dan aplikasinya adakah untuk kebutuhan pengganti income pemberi nafkah, garansi biaya pendidikan anak, dan pembayaran hutang usaha.
Sedangkan produk Whole Life dengan masa perlindungan seumur hidup, lebih efektif berfungsi sebagai perencanaan pajak waris, menambah warisan likuid, dan biaya pemakaman.
5. Pajak
Dilihat dari kacamata pajak, maka sampai saat ini manfaat meninggal yang didapatkan dari kontrak pertanggungan asuransi, tidak dikenai pajak, walaupun manfaat yang didapatkan jauh lebih besar dari setoran premi. Namun manfaat nilai tunai pada akhir perlindungan bisa jadi objek pajak, karena ada keuntungan dari jumlah setoran premi dengan nilai tunai yang didapatkan.
Dikatakan sebagai objek pajak karena pembayaran nilai tunai bukan perlindungan dari resiko finansial. Seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu kepada bisnis.com "Esensi yang seharusnya melindungi pemegang polis dari risiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu karena sakit, kecelakaan, dan meninggal dunia, menjadi dibatasi dengan sudut pandang bahwa asuransi hanya dalam konteks jika risiko tadi terjadi. Kalau tidak [terjadi], tidak dihitung asuransi, sehingga pembayaran manfaatnya kena PPh," ujar Togar kepada Bisnis, Senin (11/1/2021).(1)
Jadi, mana produk Asuransi Jiwa yang lebih cocok untuk Anda, Term Life atau Whole Life? Untuk mendapatkan informasi lebih detail dan pilihan produk terbaik, segera daftar sesi konsultasi Anda di sini.
*Referensi:
(1) Pratama, Wibi Pangestu. (2021). Waduh, Klaim Asuransi Berpotensi Kena Pajak!. Diakses pada 21 Januari 2022 dari https://finansial.bisnis.com/read/20210112/215/1341702/waduh-klaim-asuransi-berpotensi-kena-pajak.